Friday, January 14, 2011

TINJAUAN TEORITIS : Pathofisiologi DHF

Pathofisiologi
Setelah virus dengue masuk ke dalam tubuh, maka tubuh akan mengalami keluhan dengan gejala karena viremia, seperti : demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh tubuh, hipermia di tenggorokan, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin terjadi pada sistem retikuloendotelial seperti : pembesaran kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa. Ruam pada demam febris disebabkan oleh kongesti pembuluh di bawah kulit.
Fenomena pathofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan demam febris dengan demam laemoragick fever adalah meningginya permeabilitas dinding caliper karena pelepasan zat anafilatoksin histamine dan serotonin serta aktivasi sistem koliken yang berakibat ekstravaksasi cairan intravaskuler. Hal ini berakibat berkurangnya volume plasma, terjadi hipotensi, hemokonsentrasi, hipoproteinemia, efusi dan renjatan. Pada pasien renjatan berat, volume plasma dapat menurun sampai lebih dari 30%.
Adanya kebocoran plasma ke daerah ekstravaskuler dibuktikan dengan ditemukannya cairan dalam rongga serosa, yaitu rongga peritoneum, pleura dan periokard yang pada autopsy ternyata melebihi jumlah cairan yang telah diberikan sebelumnya melalui infuse. Renjatan hipovolemik yang terjadi sebagai akibat kehilangan plasma. Bila tidak segera diatasi dapat berakibat anoksia jaringan, asidosis metabolic dan kematian.
( Nursalam, 2005 )

No comments:

Post a Comment

Pages